Nasib mengenaskan dialami oleh dua bocah di Provinsi Kandahar, Afganistan Minggu lalu (9/6). Mereka dipenggal oleh kelompok Taliban karena dianggap sebagai mata-mata. Kedua bocah ini sendiri dilaporkan sebagai anak yang rutin menerima bantuan makanan dari polisi di kawasan Zhari untuk membantu keluarganya yang miskin.
"Anak-anak itu sedang dalam perjalanan pulang ketika mereka dihentikan oleh pemberontak Taliban yang kemudian memenggal mereka. Keduanya merupakan anak-anak tidak berdosa dan tidak ada hubungannya dengan pemerintah atau pihak asing," kata Kepala Distrik Zhari, Jamal Agha.
Gubernur Kandahar Toryalay Wessa langsung memerintahkan pasukan keamanan dan polisi untuk memburu dan menangkap para militan yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu dengan cara apa pun, seraya mengecam tindakan itu sebagai perbuatan tidak manusiawi.
Dikonfirmasi oleh BBC, pihak Taliban melalui juru bicara Qari Yousef Ahmadi membantah kelompoknya melakukan pemenggalan anak-anak di kawasan tersebut. Meskipun sejak lama kelompok Taliban memang dicurigai sebagai pelaku pemenggalan anak-anak lainnya di negara itu.
Demi kepentingan apapun melakukan kekerasan terhadap anak adalah sebuah perbuatan tercela yang harus mendapatkan hukuman agar tidak terjadi lagi peristiwa seperti ini. Tindakan kelompok-kelompok perlawanan yang menggunakan anak sebagai jalan kepentingan hanya menimbulkan dampak kebencian yang meluas diantara sesama.